Ir Sukarno adalah presiden republik indonesia yang pertama yang sangat tegas , jujur dan bersahaja untuk rakyatnya
Sukarno in 1949
|
|
1st President of Indonesia | |
In office 18 August 1945 – 12 March 1967 |
|
Personal details | |
Born | 6 June 1901 Surabaya, East Java, Dutch East Indies[1] |
Died | 21 June 1970 (aged 69) Jakarta, Indonesia |
Political party | Indonesian National Party |
Height | 1.72 m (5 ft 8 in) |
Spouse(s) | Oetari Inggit Garnasih Fatmawati (m. 1943–1960) Hartini Kartini Manoppo Naoko Nemoto (Dewi Sukarno) (m. 1960–1970, his death) Haryati Yurike Sanger Heldy Djafar |
Children | |
Alma mater | Bandung Institute of Technology |
Religion | Islam |
Signature | ![]() |
Sukarno (6 Juni 1901 - 21 Juni 1970) [2] adalah Presiden Indonesia pertama yang bertugas sejak tahun 1945 sampai 1967.Sukarno adalah pemimpin perjuangan negaranya untuk kemerdekaan dari Belanda. Dia adalah pemimpin gerakan nasionalis terkemuka Indonesia selama masa penjajahan Belanda, dan menghabiskan lebih dari satu dekade di bawah penahanan Belanda sampai dibebaskan oleh pasukan Jepang yang menyerang. Sukarno dan rekan-rekan nasionalisnya berkolaborasi untuk mendapatkan dukungan bagi usaha perang Jepang dari populasi, untuk mendapatkan bantuan Jepang dalam menyebarkan gagasan nasionalis. Setelah Jepang menyerah, Sukarno dan Mohammad Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dan Sukarno ditunjuk sebagai presiden pertama. Dia memimpin orang-orang Indonesia untuk menolak upaya penjajahan kembali Belanda melalui sarana diplomatik dan militer sampai Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Penulis Pramoedya Ananta Toer pernah menulis "Sukarno adalah satu-satunya pemimpin Asia era modern yang mampu menyatukan orang-orang dengan etnis yang berbeda , Latar belakang budaya dan agama tanpa menumpahkan setetes darah. "[3]Setelah masa demokrasi yang kacau, Sukarno membentuk sebuah sistem otokratis yang disebut "Demokrasi Terpimpin" pada tahun 1957 yang berhasil mengakhiri ketidakstabilan dan pemberontakan yang mengancam kelangsungan hidup negara yang beragam dan penuh kebencian. Awal 1960-an, Sukarno membeberkan Indonesia ke kiri dengan memberikan dukungan dan perlindungan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap amarah militer dan Islamis. Dia juga memulai serangkaian kebijakan luar negeri yang agresif di bawah rubrik anti-imperialisme, dengan bantuan dari Uni Soviet dan China. Gerakan 30 September (1965) menyebabkan penghancuran PKI dan penggantinya pada tahun 1967 oleh salah satu jendralnya, Suharto (lihat Transisi ke Orde Baru), dan dia tetap di bawah tahanan rumah sampai kematiannya.
Komentar